Senin, 12 Januari 2015

Bukti Audit



Pengertian Bukti Audit
Mulyadi, Kanaka (1998), bukti audit meliputi:
1.      Segala informasi dalam LK
2.      Dasar auditor untuk menyatakan pendapat
3.      Terdiri dari data akuntansi (underlying accounting data)
4.      Informasi penguat (corroborating information)
Standar Auditing (SA) Seksi 326:
Bukti kompeten diperoleh dari inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, konfirmasi. Auditor tidak dituntut untuk yakin sepenuhnya, tetapi cukup dengan keyakinan yang tinggi.
Pertimbangan Pengumpulan Bukti Audit
1.      Prosedur yang digunakan
Prosedur audit adalah petunjuk rinci untuk pengumpulan jenis bahan bukti audit tertentu yang diperoleh pada waktu tertentu selama audit.
2.      Ukuran sampel yang dipilih
Menentukan besar sampel dari satu sampai keseluruhan pos dalam populasi yang diuji.
3.      Pertimbangan sampel yang dipilih
Memutuskan pos atau unsur mana yang akan dipilih
4.      Waktu pengumpulan sampel
Bahan Bukti yang Menyimpulkan
1.      Relevansi dengan tujuan audit
Bahan bukti harus berkaitan atau relevan terhadap tujuan pengujian auditor sebelum dikatakan bersifat dapat menyimpulkan.
2.      Kompetensi
Kompetensi mengacu kepada derajat dapat dipercayanya suatu bahan bukit. Jika bahan bukti dianggap sangat kompeten, akan sangat membantu meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar.
Lima karakteristik bahan bukti yang kompeten:
a.       Independensi penyedia data
      Bahan bukti yang diperoleh dari sumber diluar suatu satuan usaha akan lebih handal dari pada yang diperoleh dari dalam.
b.      Efektifitas Struktur Pengendalian Intern
      Jika struktur pengendalian intern efektif, bahan bukti yang diperoleh akan lebih handal.
c.       Pengetahuan auditor yang diperoleh sandiri
      Bahan bukti yang diperoleh sendiri oleh auditor melalui pemeriksaan fisik, pengamatan, perhitungan, dan insfeksi akan lebih kompeten dari pada informasi yang diperoleh tidak langsung.
d.      Kualifikasi orang yang menyediakan informasi
      Meskipun sumber informasi independen, bahan bukti tidak handal jika orang yang menyediakan informasi tidak mempunyai kualifikasi untuk melakukan hal tersebut.
e.       Tingkat obyektifitas
      Bahan bukti yang obyektif akan lebih handal dari pada bahan bukti yang memerlukan pertimbangan untuk menentukan apakah ia benar.

3.      Kecukupan
a.       Berkaitan dengan jumlah (kuantitas) bukti yang dikumpulkan auditor, yaitu besarnya sample yang diambil
b.      Besarnya sample dipengaruhi oleh: (i) ekspektasi auditor atas tingkat resiko salah saji, (ii) efektifitas pengendalian internal
c.       Pengujian substantif dengan sample berbasis rupiah
d.      Pengujian kepatuhan dengan sample berbasis banyaknya bukti audit yang dikumpulkan
4.      Keandalan (reliability)
Tingkat keandalan ditentukan oleh:
a.       Bukti yang berbentuk dokumen
b.      Dari pihak luar
c.       Dilakukan dengan cara analisis dan inspeksi.
Jenis Bahan Bukti Audit
1.      Pemeriksaan Fisik
a.       Inspeksi atau penghitungan aktiva berwujud oleh auditor.
b.      Alat yang bertujuan memastikan baik jumlah maupun deskripsi aktiva.
2.      Konfirmasi
Penerimaan jawaban tertulis maupun lisan dari pihak ketiga yang independen dalam memverifikasi akurasi informasi yang telah diminta auditor.
3.      Dokumentasi
Pemeriksaan auditor atas dokumentasi dan catatan klien untuk menyokong informasi yang ada atau seharusnya ada dalam laporan keuangan. Klasifikasi dokumen :
a.       Dokumen intern: Dokumen yang disiapkan dan digunakan dalam organisasi klien dan disimpan tanpa pernah keluar ke pihak lain.
b.      Dokumen ekstern: Dokumen yang telah ada ditangan seseorang diluar organisasi   klien.
4.      Pengamatan
Penggunaan perasaan untuk menetapkan aktifitas tertentu.
5.      Tanya Jawab dengan Klien
Mendapatkan informasi tertulis atau lisan dari klien dengan menjawab pertanyaan dari auditor.
6.      Pelaksanaan Ulang (Reformance)
Pengecekan ulang suatu sampel perhitungan dan perpindahan informasi yang dilakukan klien selama periode yang diaudit.
7.      Prosedur Analitis
Menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menentukan apakah saldo akun tersaji secara layak. Lima jenis prosedur analitis antara lain:
a.       Membandingkan data klien dengan industri.
b.      Membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode sebelumnya.
·         Perbandingan antara saldo tahun berjalan dengan saldo tahun lalu
·         Membandingkan rincian total saldo dengan rincian serupa pada tahun sebelumnya
·         Menghitung rasio dan hubungan persentase untuk perbandingan dengan tahun sebelumnya
c.       Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh klien.
Ada 2 masalah khusus yang akan timbul pada saat melakukan prosedur ini:
      Auditor harus mengevaluasi apakah anggaran itu merupakan rencana yang masuk akal
      Adanya kemungkinan informasi keuangan sekarang telah diubah oleh pegawai klien agar sesuai dengan anggaran
d.      Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh klien.
e.       Membandingkan data klien dengan hasil perkiraan yang menggunakan data non keuangan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar