Pengertian
Bukti Audit
Mulyadi, Kanaka (1998), bukti audit
meliputi:
1. Segala
informasi dalam LK
2. Dasar
auditor untuk menyatakan pendapat
3. Terdiri
dari data akuntansi (underlying accounting data)
4. Informasi
penguat (corroborating information)
Standar Auditing (SA) Seksi 326:
Bukti kompeten diperoleh dari inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, konfirmasi. Auditor tidak dituntut untuk yakin
sepenuhnya, tetapi cukup dengan keyakinan yang tinggi.
Pertimbangan
Pengumpulan Bukti Audit
1. Prosedur
yang digunakan
Prosedur
audit adalah petunjuk rinci untuk pengumpulan jenis bahan bukti audit tertentu
yang diperoleh pada waktu tertentu selama audit.
2. Ukuran
sampel yang dipilih
Menentukan besar sampel
dari satu sampai keseluruhan pos dalam populasi yang diuji.
3. Pertimbangan
sampel yang dipilih
Memutuskan pos atau
unsur mana yang akan dipilih
4. Waktu
pengumpulan sampel
Bahan
Bukti yang Menyimpulkan
1. Relevansi
dengan tujuan audit
Bahan
bukti harus berkaitan atau relevan terhadap tujuan pengujian auditor sebelum dikatakan
bersifat dapat menyimpulkan.
2. Kompetensi
Kompetensi
mengacu kepada derajat dapat dipercayanya suatu bahan bukit. Jika bahan bukti
dianggap sangat kompeten, akan sangat membantu meyakinkan auditor bahwa laporan
keuangan disajikan dengan wajar.
Lima
karakteristik bahan bukti yang kompeten:
a.
Independensi penyedia data
Bahan bukti yang diperoleh dari sumber
diluar suatu satuan usaha akan lebih handal dari pada yang diperoleh dari
dalam.
b.
Efektifitas Struktur Pengendalian Intern
Jika struktur pengendalian intern efektif,
bahan bukti yang diperoleh akan lebih handal.
c.
Pengetahuan auditor yang diperoleh
sandiri
Bahan bukti yang diperoleh sendiri oleh
auditor melalui pemeriksaan fisik, pengamatan, perhitungan, dan insfeksi akan
lebih kompeten dari pada informasi yang diperoleh tidak langsung.
d.
Kualifikasi orang yang menyediakan
informasi
Meskipun sumber informasi independen,
bahan bukti tidak handal jika orang yang menyediakan informasi tidak mempunyai
kualifikasi untuk melakukan hal tersebut.
e.
Tingkat obyektifitas
Bahan bukti yang obyektif akan lebih
handal dari pada bahan bukti yang memerlukan pertimbangan untuk menentukan
apakah ia benar.
3. Kecukupan
a. Berkaitan
dengan jumlah (kuantitas) bukti yang dikumpulkan auditor, yaitu besarnya sample
yang diambil
b. Besarnya
sample dipengaruhi oleh: (i) ekspektasi auditor atas tingkat resiko salah saji,
(ii) efektifitas pengendalian internal
c. Pengujian
substantif dengan sample berbasis rupiah
d. Pengujian
kepatuhan dengan sample berbasis banyaknya bukti audit yang dikumpulkan
4. Keandalan (reliability)
Tingkat
keandalan ditentukan oleh:
a. Bukti
yang berbentuk dokumen
b. Dari
pihak luar
c. Dilakukan
dengan cara analisis dan inspeksi.
Jenis
Bahan Bukti Audit
1. Pemeriksaan
Fisik
a. Inspeksi atau penghitungan aktiva berwujud oleh
auditor.
b. Alat yang bertujuan memastikan baik jumlah maupun
deskripsi aktiva.
2. Konfirmasi
Penerimaan jawaban tertulis maupun lisan dari pihak ketiga yang
independen dalam memverifikasi akurasi informasi yang telah diminta auditor.
3. Dokumentasi
Pemeriksaan auditor atas dokumentasi dan catatan klien untuk menyokong
informasi yang ada atau seharusnya ada dalam laporan keuangan. Klasifikasi
dokumen :
a. Dokumen intern: Dokumen yang disiapkan dan digunakan
dalam organisasi klien dan disimpan tanpa
pernah keluar ke pihak lain.
b. Dokumen ekstern: Dokumen yang telah ada ditangan
seseorang diluar organisasi klien.
4. Pengamatan
Penggunaan perasaan untuk menetapkan aktifitas tertentu.
5. Tanya
Jawab dengan Klien
Mendapatkan informasi tertulis atau lisan dari klien dengan menjawab
pertanyaan dari auditor.
6. Pelaksanaan
Ulang (Reformance)
Pengecekan ulang suatu sampel perhitungan dan perpindahan informasi yang
dilakukan klien selama periode yang diaudit.
7. Prosedur
Analitis
Menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menentukan apakah saldo akun
tersaji secara layak. Lima jenis prosedur analitis antara
lain:
a. Membandingkan data klien dengan industri.
b. Membandingkan data klien dengan data yang serupa
pada periode sebelumnya.
·
Perbandingan
antara saldo tahun berjalan dengan saldo tahun lalu
·
Membandingkan
rincian total saldo dengan rincian serupa pada tahun sebelumnya
·
Menghitung
rasio dan hubungan persentase untuk perbandingan dengan tahun sebelumnya
c. Membandingkan data klien dengan data yang
diperkirakan oleh klien.
Ada 2 masalah khusus yang akan timbul pada saat
melakukan prosedur ini:
•
Auditor harus
mengevaluasi apakah anggaran itu merupakan rencana yang masuk akal
•
Adanya
kemungkinan informasi keuangan sekarang telah diubah oleh pegawai klien agar
sesuai dengan anggaran
d. Membandingkan data klien dengan data yang
diperkirakan oleh klien.
e. Membandingkan data klien dengan hasil perkiraan yang
menggunakan data non keuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar